Bencana demi bencana dalam perebutan pengaruh sosial politik terus berlangsung hingga saat ini. Selama ribuan tahun manusia saling menyakiti satu sama lainnya. Mereka saling menumpahkan darah, saling menyakiti, dan saling menghancurkan. Bukannya semakin surut tetapi semakin brutal dan masal.

Dahulunya perseturuan Habil dan Qabil hanya menyebabkan satu orang tewas, yaitu Habil. Tetapi saat ini ratusan, ribuan bahkan jutaan orang bisa tewas dalam sebuah peperangan dalam rangka perebutan kekuasaan dan kepuasan politik.

QS. Al Maa’idah (5) : 27.

”Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”

Kemajuan peradaban dan kemajuan teknologi bukan hanya mengantarkan manusia pada kesejahteraan, tetapi telah berubah menjadi mesin penghancur yang dahsyat dan mengerikan. Ribuan bahkan bisa mencapai jutaan orang bakal mati dalam sebuah serangan senjata kimia atau bom nuklir.

Sangat menarik prediksi Malaikat ketika  Allah ingin menjadikan  khalifah di muka bumi yang bernama manusia. Prediksi itu berupa akan terjadi pertumpahan darah karena keserakahan dan perebutan kekuasaan serta suka mengikuti hawa nafsu.

QS. Al Baqarah (2) : 30.

”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Potensi terbesar bencana bukan  pada kemajuan teknologi dan peradaban,  melainkan ada pada diri manusia sendiri yang bernama hawa nafsu. Hawa nafsu telah lama bersemayam dalam diri manusia. Kalau tidak dapat dikendalikan, maka ia berubah menjadi perusak nomor satu.

QS. Al Maa’idah (5) : 30.

”Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.”

QS. Al Mu’minuun (23) : 71.

”Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”

Hawa nafsu telah menyeret manusia kepada tumpah darah dan bunuh membunuh. Rebutan kekuasaan, perebutan wanita sampai kepada pemburuan harta benda telah menerumuskan manusia. Kekuasaan yang di dapat dan harta yang diperoleh tidak dapat memuaskan nafsu,  sebab nafsu hobinya selalu memburu dan tidak kenal puas. Yang didapatkan belum sempat dinikmati, lalu setan terus menyuruh memburu yang lainnya. Akibat dari semuanya akan muncul bencana.

Bencana bakal berubah menjadi apa saja. Bisa menjadi perang saudara, saling fitnah, memperkosa hak-hak manusia, dan pelecehan  sosial.

penghancuran akan melahirkan penghancuran selanjutnya. Pembunuhanpun akan memunculkan pembunuhan selanjutnya. Maka manusia akan terjebak pada lingkaran setan, yang memang diciptakan oleh bangsa setan. Agar manusia kesetanan. Kemudian mengikut setan.

Lalu bagaimana supaya selamat dari bencana yang terus menerpa ini? Yaitu dengan cara berbuat baik dan tidak membuat kerusakan di muka bumi. Kerusakan itu telah banyak menyengsarakan manusia.

QS. Al Qashash (28) : 77.

”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Wallahu’alam.

Tinggalkan komentar